Imbas Sanksi Uni Eropa, Perusahaan Penyewaan Pesawat akan Akhiri Kerja Sama dengan Maskapai Rusia

Menyusul adanya sanksi dari Uni Eropa yang diberikan kepada Rusia, perusahaan penyewaan pesawat akan mengakhiri ratusan sewa dengan maskapai penerbangan di negara Vladimir Putin. Melansir dari Reuters.com, Selasa (1/3/2022), perusahaan penyewaan pesawat terbesar di dunia, AerCap yang berbasis di Dublin, Irlandia mengatakan akan menghentikan aktivitas penyewaan pesawat dengan operator Rusia. Perusahaan analitik, Cirium melaporkan maskapai Rusia memiliki 980 jet penumpang yang beroperasi, dan sebanyak 777 unit di antaranya disewa.
Dari jumlah tersebut, dua pertiga atau 515 jet diperkirakan memiliki nilai pasar sekitar 10 miliar dolar AS yang disewa dari perusahaan asing. Berdasarkan nilai buku bersih, AerCap mengatakan 5 persen dari armadanya disewa oleh Rusia pada 31 Desember lalu. Aercap baru baru ini memperkuat kepemimpinannya dalam industri penyewaan penerbangan spesialis dengan membeli saingannya GECAS.
Perusahaan jasa penerbangan ACC Aviation mengatakan sebanyak 4,5 persen dari armadanya yang berbasis di Rusia, ditempatkan di anak perusahan maskapai penerbangan Aeroflot yaitu Pobeda, S7 Airlines, Rossiya, Azur Air dan Ural Airlines. Pada hari Minggu (27/2/2022) lalu, Uni Eropa memberi waktu kepada perusahaan leasing untuk mengakhiri kontrak sewa dengan Rusia hingga 28 Maret mendatang. Tuntutan ini membuat lessor atau perusahaan yang menyediakan jasa leasing atau menyewakan barang dalam bentuk guna usaha, mengalami kelimpungan karena baru menghadapi krisis yang diakibatkan pandemi Covid 19. Perusahaan leasing menguasai setengah armada dunia dan merupakan sumber pembiayaan penting bagi maskapai penerbangan yang kekurangan modal untuk membeli pesawat atau bagi maskapai yang lebih suka membayar sewa bulanan.
Pihak Rusia memperingatkan atas sanksi yang diberikan pihak Barat, akan membalas hal tersebut dengan menargetkan industri penerbangannya.